Minggu, 16 Juli 2017

Kebijakan Akuntansi



A.PERANAN DAN TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN
    PERANAN PELAPORAN KEUANGAN
      Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang  relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan  terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
       Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan:
a.    Akuntabilitas
 Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodic
b.    Manajemen
Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban dan ekuitas pemerintah untuk kepentingan masyarakat.
c.    Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.
d.    Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)
Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.
e.    Evaluasi Kinerja
Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola pemerintah untuk mencapai kinerja yang direncanakan.

2.    TUJUAN PELAPORAN  KEUANGAN
       Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan:
a.    menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya keuangan;
b.    Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran;
c.    Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai;
d.    Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;
e.    Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman;
f.     Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai sumber dan penggunaan sumber daya keuangan/ekonomi, transfer, pembiayaan, sisa lebih/kurang pelaksanaan  anggaran, saldo anggaran lebih, surplus/defisit-Laporan Operasional (LO), asset kewajiban, ekuitas, dan arus kas suatu entitas pelaporan.

B.ENTITAS AKUNTANSI DAN PELAPORAN
      Entitas akuntansi merupakan unit pada pemerintahan yang mengelola anggaran, kekayaan, dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakannya.
        Entitas pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban, berupa laporan keuangan yang bertujuan umum, yang terdiri dari:
a.    Pemerintah pusat;
b.    Pemerintah daerah;
c.    Masing-masing kementerian negara atau lembaga di lingkungan pemerintah pusat;
d.    Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.
     Dalam penetapan entitas pelaporan, perlu dipertimbangkan syarat pengelolaan, pengendalian, dan penguasaan suatu entitas pelaporan terhadap  aset, yurisdiksi, tugas dan misi tertentu, dengan bentuk pertanggungjawaban dan wewenang yang terpisah dari entitas pelaporan lainnya.

C.ASUMSI DASAR
       Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah adalah anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi dapat diterapkan, yang terdiri dari:
a.    Asumsi kemandirian entitas;
b.    Asumsi kesinambungan entitas; dan
c.    Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement).
KEMANDIRIAN ENTITAS
      Asumsi kemandirian entitas, berarti bahwa setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan entitas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh. Entitas bertanggung jawab atas pengelolaan asset dan sumber daya di luar neraca untuk kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan atau kerusakan aset dan sumber daya dimaksud, utang-piutang yang terjadi akibat keputusan entitas, serta terlaksana atau tidak terlaksananya program yang telah ditetapkan.
KESINAMBUNGAN  ENTITAS
    Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan berlanjut keberadaannya. Dengan demikian, pemerintah diasumsikan tidak bermaksud melakukan likuidasi atas entitas pelaporan dalam jangka pendek.
KETERUKURAN DALAM SATUAN UANG (MONETARY MEASUREMENT)
    Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi.

D.KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN
      Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki:
a.    Relevan;
b.    Andal;
c.    Dapat dibandingkan; dan
d.    Dapat dipahami.
RELEVAN
      Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya.
Informasi yang relevan:
a.    Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)
Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi  ekspektasi mereka di masa lalu.
b.    Memiliki manfaat prediktif (predictive value)
Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.
c.    Tepat waktu
Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.
d.    Lengkap
Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada.Informasi yang melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.
ANDAL
      Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik:
a.    Penyajian Jujur
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
b.    Dapat Diverifikasi (verifiability)
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.
c.    Netralitas
Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.
DAPAT DIBANDINGKAN
      Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.
DAPAT DIPAHAMi
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikanmemiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.

makalah heuristik ketersediaan



HEURISTIK KETERSEDIAN (AVAILIBILITY HEURISTICS)



 



fekon umpar
                                                                                           




Oleh:
Kelompok V
Kelas D

Ais Sadilas                           214 200 128
Samra                                    214 200 186
Muh. Rifki Adrian                214 200 200


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2016



 

KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr.Wb      
       Puja dan Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tugas mata kuliah Akuntansi Keperilakuan yang berjudul “Heuristik Ketesediaan (Availability Heuristics)”.
       Makalah ini telah kami susun dengan maksimal, namun kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi  susunan kalimat maupun dari tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini untuk waktu kedepannya.
       Akhir kata, kami berharap semoga makalah kami ini dapat memberikan ilmu, manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
           
                                                                                    Parepare 29 Oktober 2016

                                                                                                Penyusun



DAFTAR ISI





BAB I

PENDAHULUAN


       Pengambilan keputusan merupakan suatu proses mengombinasikan pendekatan yang rasional dan judgmental, yang prosesnya tidak dapat diformulasikan secara lengkap. Dalam proses ini, pengambil keputusan akan selalu menghadapi risiko yang berpengaruh pada proses judgment itu sendiri. Pemahaman terhadap proses pengambilan keputusan pada masalah yang kompleks sangatlah penting agar dapat mengambil keputusan dengan baik dan menghadapi risiko dengan bijak. Praktik pengambilan keputusan selama ini menunjukkan kompleksitas masalah dan keterbatasan kemampuan rasional manusia, maka orang akan melakukan pengambilan keputusan secara rasional dan juga dalam berbagai situasi, mengambil keputusan dengan proses heuristic.
              Yang melatarbelakangi dari pembuatan makalah kami yang bejudul Heuristik Ketersediaan (Availability Heuristics) adalah guna sebagai bahan pembelajaran bagi teman-teman mahasiswa(i).

1.    Bagaimana heuristik secara umum ?
2.    Apa pengetian dari heuristik ketersediaan ?


 

       Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami materi tentang Heuristik Ketersediaan (Availibilty Heuristics), sehingga kelak dalam dunia kerja mahasiswa dapat menerapkan materi tersebut.



BAB II

PEMBAHASAN


       Untuk mengantisipasi hal tersebut dengan melakukan heuristik (heuristic) yaitu aturan sederhana untuk membuat keputusan kompleks atau untuk menarik kesimpulan secara cepat dan seakan tanpa usaha yang berarti.
       Atau heuristik merupakan cara menemukan sesuatu melalui hukum kedekatan, kemiripan, kecenderungan, atau keadaan yang diperkirakan paling mendekati kenyataan. Heuristik disebut juga “the rule of thumb” (hukum jempol jari). Pendekaatan ini dapat dicontohkan pada kejadian seseorang yang menentukan panjang sebuah meja dengan merentangkan jari tangannya, bukan dengan alat ukur yang dapat menunjuk panjang secara akurat.
3.  Menurut Robbins dalam Purwanto (2006), heuristik adalah suatu proses reduksi infomasi untuk menghindari terlalu banyaknya informasi atau jalan pintas penilaian terhadap suatu fenomena untuk dijadikan acuan dalam penyelesaian masalah.
       Ada dua macam jenis heuristic menurut Baron dan Byrne (2004)  yaitu antara lain sebagai berikut :
a.    Heuristik keterwakilan (heuristic representativeness)
b.    Heuristik ketersediaan (availability heuristics)
      
       Heuristik ketersediaan telah terbukti berperan dalam berbagai aspek kognisi sosial. Heuristik ini berhubungan dengan proses lain yang sangat penting yaitu meningkatnya ketersediaan informasi dalam memori atau kesadaran, yang berasal dan hadirnya suatu stimuli atau peristiwa tertentu. Heuristic ini berhubungan dengan proses pemaparan awal (priming) yaitu meningkatnya ketersediaan informasi sebagai hasil dari sering hadirnya rangsangan atau peristiwa-peristiwa khusus. Pemaparan awal bisa muncul bahkan ketika individu tidak sadar akan adanya rangsangan yang telah dipaparkan sebelumnya disebut juga pemaparan awal otomatis.



BAB III

PENUTUP


       Salah satu masalah yang akan dihadapi dalam suatu organisasi adalah dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil akan sangat mempengaruhi dari operasional organisasi tersebut. Keputusan yang diambil secara asal atau tanpa pertimbangan akan menimbulkan suatu masalah.
      
       Kritik dan saran sangat kami harapkan dari pembaca, demi untuk mengukur sampai dimana kemampuan kami dan agar pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih disempurnakan lagi.




 

DAFTAR PUSTAKA


Hardiansah, Septian. 2015. Heuristik Dan Pemrosesan Otomatis, http://sumberilmupsikologi.blogspot.co.id/2015/09/heuristik.html, diakses pada Rabu, 29 Oktober 2016 pukul 15.15 WITA

 

Tirtaputra, Adam. 2013. Kognisi Sosial: Heuristik dan Pemrosesan Otomatis (Psikologi Sosial 1), http://adamtirtaputra.blogspot.co.id/2013/10/kognisi-sosial-heuristik-dan pemrosesan.html, diakses pada Rabu, 29 Oktober 2016 pukul 15.00 WITA

Tiluk Wahyono,Iyandri. 2011. Makalah Pengambilan Keputusan, http://gudangartikels.blogspot.co.id/2011/04/makalah-pengambilan-keputusan.html, diakses pada Rabu, 29 Oktober 2016 pukul 15.10 WITA